Kemelut di Depan Gawang, KOMPAS Selasa, 18 Mei 2010 | 04:22 WIB
Memotret pertandingan sepak bola punya sebuah hal yang hampir sama dengan memotret beberapa cabang olahraga lain. Hal itu adalah pada beberapa kesempatan sang fotografer sungguh tidak tahu apa yang telah dihasilkan kameranya karena adegan yang terjadi terlalu cepat untuk dilihat mata normal. Dengan kenyataan ini, pada saat-saat tertentu dibutuhkan kemampuan fotografer untuk membingkai ”adegan yang diramalkan akan terjadi”. Dengan kata lain, seorang fotografer kadang harus mengarahkan lensanya ke sebuah arah dengan prediksi akan terjadi kejadian yang secara fotografis menarik.
Ada banyak prediksi, salah satunya adalah pada kejadian sepak pojok. Pada sebuah pertandingan sepak bola hampir selalu terjadi sepak pojok, bukan? Anda yang sering menyaksikan pertandingan sepak bola tentu hafal sekali urutan kejadian dalam sebuah sepak pojok. Bola ditendang dari sudut lapangan, melambung, lalu jatuh kira-kira di depan gawang. Adegan yang kemudian terjadi adalah ada kiper yang berusaha menangkap atau menepis bola itu, ada pemain bertahan yang juga berusaha menghalau bola, atau ada pemain lawan yang berusaha memasukkan bola ke dalam gawang.
Buy This Here:
A Photographic History of English Football
Dari urutan tersebut, salah satu cara untuk mendapatkan foto pada situasi kemelut di depan gawang adalah fotografer mengarahkan lensanya ke titik di mana bola jatuh setelah ditendang dari pojok. Saat bola jatuh itulah, dengan fokus dan panjang fokal lensa yang harus tepat, fotografer bisa menekan rana untuk mendapatkan adegan-adegan yang hampir selalu menarik. Sekali lagi harus ditegaskan bahwa saat menekan rana itu, sungguh sang fotografer tak terlalu tahu gambar seperti apa yang dihasilkannya. Memotret kemelut di depan gawang memang semata memotret adegan yang diramalkan dan diharapkan terjadi. Satu-satunya kemudahan yang ada adalah gerakan bola yang relatif masih bisa diikuti mata sehingga posisi jatuhnya juga mudah ”dikejar”.
Di halaman ini disajikan beberapa foto yang dibuat pada sebuah kemelut di depan gawang. Perhatikan bahwa hanya lensa tele minimal 300 milimeter yang bisa dipakai karena fotografer tidak bisa masuk ke dalam lapangan kapan pun. Perhatikan pula bahwa fokus harus tepat karena dengan panjang fokal yang besar plus diafragma terbuka lebar untuk mengejar kecepatan rana tinggi, ruang tajam lensa sangatlah minim. Pemotretan yang diulas ini adalah salah satu cara tercepat untuk mendapatkan foto sepak bola yang menarik. Kendala utama untuk hal ini adalah bisa jadi posisi kiper dan pemain lain membelakangi fotografer, alias sang fotografer sedang tidak beruntung dari segi posisi. Kesalahan yang paling sering terjadi untuk cara ini adalah posisi fokus lensa tidak jatuh di tempat yang tepat. Cara pemotretan ini sekilas tampak mudah, tetapi tetap membutuhkan latihan dan pengalaman.
sumber:
http://andreyuris.wordpress.com/2010/05/18/kiat-memotret-sepak-bola/